Awalnya ABDUS Salam tidak menyangka akan menjadi agen BRILink seperti sekarang. Niat awalnya ingin membantu salah satu temannya mengirimkan uang kepada saudaranya di kampung, malah ia terjun menjadi agen BRILink.
Ditemui di warungnya di kawasan Kebagusan, Pasar Minggu, Abdus menjelaskan awal mula dirinya bertemu dengan agen BRILink. Tak hanya satu orang yang meminta bantuannya, setidaknya ada lima orang yang meminta bantuannya.
“Awal tahun 2014 kami tidak mengikutinya, tapi kami membantu 1-2 kali, sehingga banyak orang yang bertransaksi dengan saya. Karena saat itu kami tidak memiliki alat yang memadai, ketika kami membantu, kami harus berdiri. mengantri di bank untuk menyetor, bisa bolak-balik berkali-kali. “Kembali ke bank,” kata Abdus saat ditemui Okezone.
Abdus juga mengatakan, ia harus menghabiskan waktu lama dalam setiap transaksinya, tidak hanya sesampainya di bank. Abdus harus menghabiskan waktu sekitar 3-3,5 jam untuk setiap transaksi.
“Saya akhirnya mendaftar internet banking. Kami memulai semua transaksi di rumah menggunakan komputer bersama istri saya,” ujarnya.
Kendala lain kembali muncul, Abdus dan istrinya harus berjuang dengan modal yang sangat minim. Saat pertama kali membuka bisnis agen BRILink, Abdus hanya mempunyai uang Rp 3 juta.
Akibatnya saya harus bolak-balik ke bank 3-4 kali untuk melakukan penyetoran. Kendala lain saat itu adalah tidak mengetahui batasan maksimal transaksi Rp 20 juta.
Kenangan lainnya, tambah Abdus, adalah sulitnya mengakses jaringan karena offline saat kondisi mendung dan siang hari. Namun konsumen Abdus tidak mempermasalahkan kendala tersebut.
“Dulu, tapi karena konsumen sudah percaya kepada saya, mereka titipkan ke saya karena tidak sempat ke bank. Saat jaringan lancar, kami kerjakan. Sekarang, bagaimana pun cuacanya. , lancar terus,” ujarnya.
Ikuti berita Okezone berita Google
Ikuti terus semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang
klik disinidan nantikan kejutan menarik lainnya
Quoted From Many Source